JEMBER – Penutupan Bunga Desaku di Tempurejo ditandai kunjungan Bupati Jember Gus Fawait ke Puskesmas Tempurejo, Minggu (14/12/2025), menegaskan komitmen pembenahan layanan kesehatan dasar.
Kunjungan tersebut menutup rangkaian kegiatan sekaligus menjadi ruang evaluasi kondisi kesehatan Jember yang masih menghadapi persoalan serius ibu, bayi, dan stunting.
“Puskesmas adalah fondasi utama perbaikan kualitas hidup warga melalui pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan merata,” kata Gus Fawait.
Data pemerintah daerah menunjukkan Jember masih mencatat angka kematian ibu dan bayi tertinggi di Jawa Timur serta peringkat kedua stunting.
“Masalah kesehatan ini tidak bisa ditunda, puskesmas harus menjadi garda terdepan menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Gus Fawait.
Ia menjelaskan setiap turun ke lapangan melalui Bunga Desaku maupun Gus’e Menyapa, puskesmas selalu menjadi lokasi yang dikunjungi.
Menurutnya, tahun 2025 masih fase transisi kebijakan, sementara pembenahan saat ini diarahkan agar hasilnya terukur mulai 2026.
“Hasil perbaikan harus benar-benar dirasakan masyarakat, bukan sekadar program di atas kertas,” katanya.
Penerapan Universal Health Coverage membuat seluruh warga mendapat layanan gratis, sehingga puskesmas dituntut semakin ramah, bersih, dan nyaman.
“Dengan UHC, pelayanan buruk tidak boleh ada lagi, fokus utama adalah pasien dan kenyamanan ruang layanan,” tegasnya.
Gus Fawait juga menyoroti kemandirian puskesmas berstatus BLUD agar profesional, berkelanjutan, serta tidak bergantung penuh pada dinas.
“Tenaga kesehatan tidak dikurangi, justru dioptimalkan turun ke desa mengawal ibu hamil dan menekan kematian ibu-bayi,” pungkasnya.
){kind=link}