JEMBER – Menanggapi keluhan terkait tantangan bisnis perumahan di Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Situbondo, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Jember memberikan pandangannya, pada Kamis, (4/3/2024).
Ketua APERSI Jember, Asyik Pamilu Hadi, menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi, termasuk tingkat penghasilan masyarakat dan maraknya pinjaman online.
“Sejak akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, terjadi penurunan pergerakan dalam bisnis perumahan,” terang Asyik
Namun, pengembang yang tergabung dalam APERSI tetap optimis karena permintaan masih tergolong baik meskipun ada penurunan tersebut.
“Faktor utama penyebab menurunnya bisnis perumahan di Jember adalah tingkat penghasilan masyarakat yang rendah serta masifnya pinjaman online,” katanya.
Asyik menyebutkan bahwa masyarakat dengan penghasilan rendah cenderung terpengaruh oleh tawaran pinjaman online yang banyak di media sosial.
“Masalah lainnya terkait dengan kredit pemilikan rumah yang sulit diajukan oleh mereka yang memiliki tanggungan dengan penyedia pinjaman online,” tambah Asyik.
Menurutnya, Pinjaman online juga berdampak pada tahapan BI Checking, yang bisa menjadi hambatan dalam proses kredit.
“Meskipun kondisi bisnis perumahan sedang menurun, pengembang tetap fokus pada pembangunan unit rumah bersubsidi untuk membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah.” Ujarnya
Ia menyebut, Meski harga rumah subsidi mengalami kenaikan, pengembang biasanya memberikan diskon agar tetap terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan.
Tak hanya fokus pada pembangunan rumah, APERSI Jember juga menunjukkan kepeduliannya dengan menyelenggarakan acara santunan untuk kaum duafa dan anak yatim.
“Pada Ramadan kali ini, APERSI Korwil Jember membagikan 150 paket bingkisan kepada mereka, Kata Asyik di depan media.
Acara bakti sosial tersebut merupakan wujud kepedulian APERSI Jember terhadap masyarakat kurang mampu di wilayahnya.
Selain itu, APERSI juga menyalurkan bantuan berupa uang melalui Lazismu untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Hingga saat ini, kegiatan sosial seperti ini baru dilakukan di Jember karena belum ada permintaan serupa di Bondowoso dan Situbondo.
“APERSI berharap agar tahun depan dapat mengumpulkan lebih banyak donasi untuk kegiatan sosial yang lebih luas lagi,” Harapnya.
Heny, seorang pengembang dari Perumahan Gebang Wisma Kasuari (GWK), juga mengonfirmasi bahwa lebih banyak pembangunan rumah bersubsidi dilakukan.
“Rencananya akan ada tahap kedua pembangunan setelah tahap pertama berhasil terjual seluruhnya,” tutup Asyik.
Pewarta: Abdus Syakur