JEMBER – Pusat Moderasi Beragama LP2M UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar bedah buku “Tuhan Kita Esa: Pencipta Alam Semesta” di Hotel Grand Fortuna, Rabu (29/10/2025).
Namun, acara ini bukan sekadar membahas isi buku. Kegiatan tersebut juga dikolaborasikan dengan dialog lintas agama bertema “Bumi Rumah Kita: Moderasi Beragama dan Tanggung Jawab Ekoteologis”.
Forum ini mempertemukan perwakilan dari lima agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Bahkan, perwakilan agama Konghucu turut hadir memperkaya perspektif lintas keyakinan.
Ketua LP2M UIN KHAS Jember, Zainal Abidin, menyebut acara ini menjadi wadah untuk memperkuat moderasi beragama sekaligus meningkatkan kesadaran ekologis.
Menurutnya, keragaman agama bukan alasan untuk berjarak, tetapi justru kekayaan yang membuat umat saling melengkapi.
“Moderasi beragama tidak cukup hanya dimaknai sosial, tapi juga harus menyentuh kesadaran ekologis yang berakar dari nilai-nilai agama,” ujar Zainal.
Ia menegaskan, tanggung jawab menjaga alam merupakan bagian dari keimanan dan bentuk nyata penghambaan kepada Tuhan.
“Kita perlu bergandengan tangan lintas agama. Ini bukan sekadar soal hubungan antarumat, tapi juga cara kita merawat bumi,” tambahnya.
Penulis buku sekaligus Ketua Pusat Moderasi Beragama, Dr. Shoni Rahmatullah, menjelaskan acara ini dirancang untuk mempersatukan agama dalam bingkai ekoteologi.
“Ekoteologi dan moderasi beragama punya tujuan sama, yakni mendorong umat hidup sederhana dan menjaga lingkungan,” ungkapnya.
Ia menilai, krisis lingkungan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah atau pengelola lingkungan. Akademisi dan tokoh agama juga harus turun tangan menanamkan kesadaran ekologis.
“Buku ini menjadi pemantik agar kita sadar pentingnya aksi bersama untuk menyelamatkan bumi,” tutur Shoni.
Di akhir kegiatan, para peserta menyusun rekomendasi kebijakan yang akan dijadikan pedoman pendampingan antaragama dan masukan bagi pemerintah daerah.
“Rekomendasi ini akan kami sampaikan ke Pemkab Jember sebagai dasar langkah lanjutan,” jelas Shoni.
Ia juga menekankan pentingnya memahami ajaran agama lain sebagai jalan memperkuat toleransi.
“Dengan memahami keyakinan lain, kita belajar menghargai perbedaan dan menumbuhkan sikap saling menghormati,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, UIN KHAS Jember berharap masyarakat kian memahami bahwa moderasi beragama bukan sekadar soal toleransi, tetapi juga tanggung jawab moral terhadap lingkungan.






