JEMBER – Kantor Imigrasi Kelas I Jember terus memperluas langkah pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
(TPPM) melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
Salah satu strategi yang kini digenjot adalah pembentukan Desa Binaan Migran Aman. Program ini dirancang untuk mengedukasi warga agar memahami prosedur resmi bekerja ke luar negeri.
Kepala Kantor Imigrasi Jember, Eko Julianto Rachmad, menjelaskan bahwa pihaknya juga memperkuat sinergi dengan insan media sebagai mitra penting dalam penyebaran informasi publik.
“Melalui kolaborasi dengan media, kami ingin memastikan masyarakat mendapat pemahaman yang benar terkait migrasi prosedural,” ujarnya.
Eko menyebut, upaya pencegahan tak hanya menyasar warga yang hendak menjadi pekerja migran, tetapi juga melibatkan pengawasan terhadap warga negara asing di wilayah Jember dan sekitarnya.
“Kami tindak lanjuti baik yang terkait WNA maupun WNI. Fokus kami tetap pada pencegahan TPPO dan penyelundupan manusia,” tegasnya.
Imigrasi Jember juga memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan TNI dan Polri melalui peran Babinsa dan Bhabinkamtibmas di tingkat desa.
Kerja sama itu diharapkan mampu menekan praktik pengiriman tenaga kerja nonprosedural yang masih kerap terjadi di sejumlah daerah.
Eko menyebut, sebagian masyarakat masih tergiur jalan cepat tanpa melalui mekanisme resmi pemerintah. Padahal, langkah itu sering berujung pada masalah hukum dan keselamatan.
“Faktanya, masih ada yang memilih jalur nonprosedural. Namun dengan edukasi berkelanjutan, kami berharap angkanya terus menurun,” katanya.
Lewat sosialisasi dan desa binaan, Imigrasi Jember berkomitmen mewujudkan migrasi aman, tertib, dan bermartabat bagi warga yang ingin bekerja di luar negeri.
 dan Tindak Pidana Penyelundupan){kind=link}