JEMBER – Untuk mencegah krisis BBM kembali terjadi, Gus Rivqy Abdul Halim mendorong pengaktifan kembali pengiriman BBM ke Jember melalui jalur kereta api.
Anggota Komisi VI DPR-RI tersebut menyampaikan bahwa jalur distribusi kereta pernah digunakan dengan memanfaatkan depo Pertamina di Jember.
Namun, menurutnya, jalur distribusi tersebut kini sudah tidak difungsikan dan perlu dikaji ulang guna memastikan ketersediaan energi yang stabil.
Gus Rivqy turun langsung ke Jember, meninjau lokasi depo serta melakukan dialog dengan Bupati Jember, PT KAI, dan Pertamina.
“Alhamdulillah hari ini terlaksana pertemuan antara Pertamina, KAI, dan Bupati Jember. Saya fasilitasi setelah kemarin sempat tertunda,” ungkapnya.
Ia mengatakan petinggi-petinggi Pertamina dari Surabaya datang langsung untuk membahas solusi jangka panjang terkait suplai BBM.
Gus Rivqy menjelaskan bahwa pengiriman hanya melalui truk tangki sangat rentan. Karena itu, jalur kereta harus dihidupkan kembali untuk mendukung distribusi.
“Kita belajar dari kejadian kemarin, selama empat hari masyarakat Jember kesusahan akibat kelangkaan BBM,” katanya.
Ia menyebutkan ada beberapa alternatif yang sedang dikaji, termasuk pengaktifan kembali depo di kota Jember serta pemanfaatan lahan di Rambipuji.
“Semua ini akan saya bawa ke Jakarta, untuk dibicarakan dengan Pertamina Holding, KAI, dan Kementerian BUMN,” ujarnya.
Gus Rivqy menyebut bahwa keterbatasan sebaran depo BBM di wilayah selatan Jawa turut menjadi penyebab krisis pasokan di beberapa daerah.
“Ini bukan hanya untuk Jember, tapi juga untuk daerah-daerah di sekitarnya. Jangan sampai masyarakat jadi korban lagi,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa depo BBM di Jember bukan kilang, melainkan tempat penyimpanan yang memiliki aturan keamanan tertentu.
“Harus ada buffer zone 50 meter antara tangki penyimpanan dengan pemukiman warga agar tidak membahayakan,” jelasnya.
Lokasi di Rambipuji dinilai menjadi alternatif strategis. Namun, menurutnya, hal ini tetap perlu kajian teknis dan perhitungan anggaran dari pusat.
“Revitalisasi KHI tidak murah, tapi ini bukan soal bisnis saja. Ini untuk kemaslahatan rakyat,” ucap Gus Rivqy.
Terkait sumber suplai, ia mengatakan suplai melalui kereta kemungkinan besar dari Surabaya, bukan Banyuwangi.
“Terowongan dari Banyuwangi tidak bisa dilalui kereta barang besar. Jadi, paling aman dari Surabaya,” paparnya.
Ia menegaskan, distribusi bisa terbagi, sebagian lewat truk dari Banyuwangi dan sebagian lewat kereta dari Surabaya.
“Insyaallah aman. Saat ini kebutuhan BBM harian Jember sekitar 900.000 sampai 1 juta liter,” katanya.
Hal itu, lanjutnya, setara dengan sekitar 100 truk tangki yang lalu-lalang setiap hari. Risiko tinggi jika jalur darat terganggu.
“Kalau sampai jalan terputus, bahaya sekali. Apalagi LPG terlambat, bisa-bisa emak-emak ngamuk,” katanya.
Terkait anggaran pusat, Gus Rivqy menyatakan masih menunggu kajian teknis agar bisa dihitung secara realistis.
Sementara Bupati Jember, Muhammad Fawait, mengapresiasi langkah cepat Gus Rivqy dalam menjembatani solusi antara pusat dan daerah.
“Beliau membawa Pertamina dan mitranya. Saya harap ini bisa mencegah krisis energi kembali terjadi,” ucap Bupati.
Ia juga mendukung strategi stok jangka pendek dan kajian depo jangka panjang untuk menjaga ketahanan energi Jember.