JEMBER – Krisis BBM yang melanda Jember memantik banyak perhatian. Salah satunya dari Abdul Muqit Arif, mantan Wakil Bupati Jember periode 2016 – 2021.
Muqit mengapresiasi langkah cepat Pertamina dan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan BBM yang terjadi sejak Sabtu, 26 Juli 2025 lalu.
“Saya kira usaha dari Pertamina dan pemerintah sudah maksimal,” ujar Muqit, Rabu (30/7/2025).
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang, pada saat situasi kerisis saat ini.
“Yang sangat penting, jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan kondisi ini untuk kepentingan pribadi,” tambahnya.
Muqit menilai krisis BBM ini berdampak luas bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama pelaku usaha dan petani di wilayah pegunungan.
Ia mencontohkan petani kopi yang kesulitan mengangkut hasil panen karena tidak adanya BBM untuk kendaraan mereka.
Pertamina diketahui telah mengirimkan 86 unit armada truk tangki BBM ke wilayah Jember dalam dua hari terakhir.
Muqit berharap distribusi BBM tetap dikawal aparat keamanan agar tidak diselewengkan oleh pihak tak bertanggung jawab.
“Kalau tidak dikawal, saya khawatir dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab,” tegas Muqit.
Ia menyayangkan adanya oknum yang menjual Pertamax hingga Rp35 ribu per liter di tingkat pengecer.
Muqit meminta aparat bertindak tegas. “Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan ini,” ucapnya.
Ia juga berharap krisis ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat luas.
“Krisis ini bukan sesuatu yang diharapkan siapa pun, termasuk pemerintah sendiri,” ujar Muqit.
Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait mengungkapkan telah ada pengiriman BBM besar-besaran sejak Senin malam.
“Armada dikirim bukan dari Banyuwangi, tapi dari Malang, Surabaya, bahkan Solo,” kata Fawait saat konferensi pers di gedung DPRD Jember.
Ia menilai langkah Pertamina tersebut membuktikan komitmen serius mengakhiri kelangkaan BBM di Jember.