JEMBER – Fenomena sound horeg bukan hanya perkara musik keras semata. Secara ilmiah, praktik ini menyimpan bahaya serius bagi kesehatan fisik.
Dinar Maftukh Fajar, Kaprodi Tadris IPA FTIK UIN KHAS Jember menyampaikan bahwa sound horeg menghasilkan amplitudo tinggi melebihi ambang aman pendengaran.
Semetara itu, Amplitudo sendiri merupakan parameter penting gelombang dan perpindahan maksimum titik-titik gelombang. Dengan kata lain, amplitudo adalah jarak vertikal antara puncak atau lembah dan titik kesetimbangan.
“Batas rasa sakit telinga sekitar 120 desibel, Kalau terpapar suara di atas itu lebih dari satu menit, bisa rusak permanen.” jelasnya Jumat (25/7/2025).
Dari penelitian yang sudah di lakukan Frekuensi Suara sound horeg bisa mencapai 130 Desibel (dB). Padahal, batas toleransi telinga manusia mendengar kebisingan adalah 85 dB selama 8 jam per hari.
“130 dB termasuk ekstrem. Kalau berlangsung terus-menerus, bisa melukai organ pendengaran,” tambah Dinar menjelaskan bahaya laten amplitudo tinggi.
Tak hanya soal kerasnya suara. Frekuensi juga jadi faktor tersembunyi yang bisa memicu kerusakan lebih luas.
Frekuensi menentukan tinggi-rendah suara. Jika sesuai dengan frekuensi alami suatu benda, resonansi bisa terjadi.
Sementara Resonansi adalah getaran kuat karena frekuensi suara dan benda sama. Dalam kondisi ekstrem, bisa memicu kehancuran gendang telinga, dengan catatan dampaknya tidak langsung terjadi. Selain itu, benda yang memiliki tingkat frekuensi yang sama dengan sound horeg, dapat menimbulkan kehancuran pula.
“Kalau amplitudonya besar, resonansi bisa bikin benda hancur, efeknya tak terlihat, tapi bisa sangat merusak,” ujar Dinar.
Ia mencontohkan kasus runtuhnya Jembatan Tacoma Narrows tahun 1940 akibat resonansi destruktif dari tiupan angin.
“Struktur jembatan dan frekuensi angin kebetulan sama. Getarannya ekstrem, akhirnya roboh,” terang Dinar memberi ilustrasi nyata.
Fenomena sound horeg bukan semata gaya hiburan, melainkan berpotensi memicu dampak kerusakan yang membahayakan keselamatan, jika berkepanjangan mendengarkan di atas 130 dB