JEMBER – Seorang seniman tradisional Jember memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Langkah ini diambil demi memperjuangkan nasib kesenian rakyat.
Selama bertahun-tahun, ia menyaksikan seni tradisional diabaikan. Para seniman rakyat hanya tampil di acara seremonial tanpa dukungan yang berkelanjutan.
“Kalau dibilang sejak kapan tertarik? Ya sejak dulu. Karena saya dengar dari kecil, PDIP selalu bicara wong cilik,” ujar Cak Londo, sapaan akrabnya.
Ia mengaku butuh waktu setahun untuk memutuskan bergabung dengan partai politik. Menurutnya, ini bukan sekadar pilihan pribadi, tetapi juga langkah perjuangan.
“Maaf, saya ini bukan seniman yang mengaku-ngaku. Tapi masyarakat yang menyebut saya begitu. Dari kecil saya memang hidup di seni rakyat,” katanya.
Cak Londo mengaku kecewa dengan kondisi seni tradisional saat ini. Kesenian rakyat menurutnya hanya jadi pelengkap tanpa mendapatkan perhatian serius.
“Selama ini kesenian tradisional cuma jadi pemanis acara. Habis itu ya sudah, senimannya dibiarkan jalan sendiri,” ungkapnya saat ditemui di Jember.
Ia menilai perubahan harus dilakukan melalui jalur politik. Menjadi aktivis atau pengusaha tidak cukup untuk memperjuangkan nasib para seniman kecil.
“Kalau jadi pengusaha, paling-paling bantu satu desa. Tapi kalau kita punya kekuasaan politik, kita bisa ngopeni satu kabupaten,” katanya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan PDIP Jember, Candra AF, menyambut baik bergabungnya Cak Londo ke partai berlambang banteng itu.
“Ya, sore ini kami menyambut Mas Wijaya atau Cak Londo. Beliau seorang selegram Jember dan kini resmi menjadi anggota PDIP,” kata Candra.
Candra menyebut, keresahan Cak Londo soal budaya dan pemajuan kesenian selaras dengan garis perjuangan partai. PDIP telah membentuk Badan Kebudayaan Nasional (BKN).
“Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri menegaskan budaya adalah penjaga bangsa. Maka kami siap bersama Cak Londo memperjuangkan itu,” ujarnya.