JEMBER – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Jember menjatuhkan sanksi tegas kepada Ketua Ranting Tempurejo. Ia dinonaktifkan karena anggotanya terbukti melanggar larangan konvoi.
Langkah tegas ini diambil setelah insiden konvoi terjadi di wilayah Tempurejo pada masa pengesahan warga baru. Padahal, konvoi sudah jelas dilarang selama bulan Suro.
Pihak PSHT Cabang Jember mengaku telah melakukan pemeriksaan internal. Hasilnya, ketua ranting dianggap lalai dalam mengendalikan jajarannya di lapangan.
“Keputusan ini tidak diambil secara gegabah. Kami lakukan pemeriksaan dan ada berita acaranya,” kata Ketua PSHT Cabang Jember, Jono Wasinudin, Rabu, (9/6/2025).
Menurut Jono, meski secara pribadi ketua ranting tidak terlibat langsung, tanggung jawab organisasi tetap melekat pada posisinya sebagai pemimpin wilayah.
“Secara individu, mungkin ia tidak ikut. Tapi secara organisasi, dialah yang paling bertanggung jawab terhadap anak buahnya,” ujar Jono menegaskan.
Keputusan penonaktifan ini diambil dalam rapat yang melibatkan Ketua Dewan, Wakil Ketua, dan para Pembina. Langkah ini disebut sebagai bentuk pembelajaran internal.
Jono menyebutkan, kekosongan jabatan ketua ranting sementara akan diisi oleh Wakil Ketua I agar roda organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Ini menjadi contoh bagi ranting lain. Konvoi bukan budaya kami. Organisasi ini punya marwah yang harus dijaga bersama,” katanya lagi.
Sanksi ini juga dimaksudkan sebagai peringatan keras bahwa PSHT tidak memberi ruang terhadap pelanggaran disiplin, apalagi yang mencoreng citra organisasi.
Pamter Cabang Jember pun masih menelusuri pelaku lain yang terlibat. Sanksi susulan bisa saja dijatuhkan bila ada bukti pelanggaran tambahan.
“Siapa pun yang melanggar, akan kami tindak. Ini bukan soal pribadi, tapi tentang menjaga nama baik organisasi,” tutup Jono.
 Cabang Jember menjatuhkan sanksi tegas kepada Ketua Ranting Tempurejo.){kind=link}