Nusa Dua – Ekosistem digital dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah diakui sebagai salah satu praktik terbaik dalam pengelolaan jaminan sosial di dunia, Rabu (06/03/2024).
Hal ini telah menarik perhatian International Social Security Association (ISSA), yang menggelar acara The 17th ISSA International Conference On Information And Communication Technology In Social Security (ICT 2024) di Indonesia.
“Indonesia menjadi contoh bagaimana pengelolaan program jaminan sosial, terutama jaminan kesehatan, dapat dilakukan dengan cakupan kepesertaan terbesar di dunia,” ungkap Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti.
Konferensi ICT, yang dihadiri oleh lebih dari 300 partisipan dari 71 negara, bertujuan untuk membahas transformasi digital dalam penyelenggaraan jaminan sosial dengan tema “Data-driven transformation for a smart, resilient and inclusive social security”.
Mohammed Azman, Presiden ISSA, menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi adalah prioritas bagi pengelola jaminan sosial di dunia.
Forum Ekonomi Dunia bahkan memproyeksikan bahwa transformasi digital dapat memberikan nilai tambah sebesar 100 triliun dolar untuk ekonomi dunia pada tahun 2025.
Ghufron Mukti menegaskan bahwa BPJS Kesehatan telah mengembangkan ekosistem digital yang terhubung dengan baik, tidak hanya di internal BPJS Kesehatan, tetapi juga dengan fasilitas kesehatan, perbankan, serta kementerian dan lembaga terkait.
Saat ini, BPJS Kesehatan telah terhubung dengan lebih dari 23 ribu Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3 ribu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) di seluruh Indonesia, dengan jutaan data layanan kesehatan yang terkoneksi.
Dalam hal ini, Ketua OJK, Mahendra Siregar, menyoroti pentingnya manajemen risiko, keuangan yang baik, dan tata kelola yang kuat untuk menjaga keberlanjutan Program JKN.
“Pemanfaatan teknologi memungkinkan organisasi jaminan sosial untuk meningkatkan kualitas layanan,” ungkap Mohammed Azman.
Indonesia, melalui BPJS Kesehatan, menjadi contoh komitmen penggunaan teknologi dalam jaminan sosial.
Dalam upaya meningkatkan layanan, BPJS Kesehatan juga memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk mendeteksi kecurangan di fasilitas kesehatan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, Lily Kresnowati.
Melalui ICT, BPJS Kesehatan berusaha memberikan kemudahan layanan kepada peserta. Direktur Kepesertaan, David Bangun, akan membagikan pengalaman tentang bagaimana ICT membantu dalam cakupan kepesertaan dan layanan administrasi.
BPJS Kesehatan juga telah menghadirkan sejumlah inovasi yang disukai masyarakat, seperti aplikasi Mobile JKN dan Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA).
“Kami berharap melalui kegiatan ini BPJS Kesehatan pun akan mendapat manfaat dari sharing ilmu, pengalaman, yang mungkin dapat diterapkan sebagai bentuk optimalisasi layanan Program JKN,” ujar Ghufron.